Makalah Tata Istilah

MAKALAH
Dapat Menguraikan Mengenai Tata Istilah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Menulis I
Dosen pengampu Sopyan Sauri, M.Pd.

 
Disusun Kelompok 5
1.      Iyus
2.      Siti Rohimah
3.      Nandar Kurniawan



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNUVERITAS MATHLAU’L ANWAR
BANTEN
2017


KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah. Shalawat beriring salam tidak lupa kami sampaikan kepada nabi Muhammad Saw, yang selalu mengajarkan kita untuk senantiasa menuntut ilmu. Makalah ini berjudul “dapat menguraikan mengenai tata istilah”  yang disusun dari berbagai sumber referensi internet dan buku. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Menulis I.
    Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikannya. penyusunan makalah ini terutama bapak Dosen Sopyan Sauri, M.P.d  yang telah mengingatkan kami untuk menyelesaikan tugas ini. kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan maaf yang sebesar-besarnya. Namun, besar harapan kami semoga makalah ini berguna bagi kami dan segala pihak yang membacanya. Aamiin.


                                                                                              

                               
                                   Pandeglang, 17 Desember 2017
                                       

                                         Penulis                   
                                              


DAFTAR ISI


1.      COVER                                                                                                                        1
2.      KATA PENGANTA                                                                                                      2
3.      DAFTAR ISI                                                                                                                 3
4.      BAB. I PENDAHULUAN                                                                                             4
a.       Latar Belakang                                                                                                              4
b.      Rumusan Masalah                                                                                                          4
c.       Tujuan                                                                                                                           4
5.      BAB. II PEMBAHASAN                                                                                              5
a.       Pengertian Tata istilah                                                                                                    5
b.      Proses Pembentukan Istilah                                                                                            6
c.       Proses penyerapan istilah asing                                                                                      7
d.      Pembakuan dan Kodifikasi Istilah                                                                                   8
e.       Pembakuan dan Kodifikasi Istilah                                                                                  8
6.      BAB. III PENUTUP                                                                                                   10
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                           11



BAB. I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya. Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan istilah ?
2.      Jelaskan jenis –  jenis istilah !
3.      Sebutkan tata istilah di Indonesia  !

C.     Tujuan
1.      Untuk kepentingan persentasi kelompok 5
2.      Menambah wawasan bagi pembaca
3.      Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok

BAB. II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Istilah
                 Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya. Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan suatu budaya. Ahli dalam terminologi disebut dengan juru istilah "terminologist" dan kadang merupakan bagian dari bidang penerjemahan. Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada kosa kata umum bahasa Indonesia, kosa kata bahasa serumpun, dan kosa kata bahasa asing. Misalnya: demokrasi, pasar modal, pemerataan, perangkap elektron.

1.      Macam-macam Istilah
a.       Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum. Misalnya: anggaran belanja, daya, nikah, penilaian, takwa.
b.      Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja. Misalnya: apendektomi, bipatride, kurtosis, pleistosen.

2.      Persyaratan Istilah yang Baik
           Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia yang berikut :
a)      Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu.
b)      Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
c)      Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
d)     Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
e)      Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa Indonesia.

3.      Nama dan Tata Nama
           Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda pengenal benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal. Tata nama (nomenklatur) adalah perangkat peraturan penamaan dalam bidang ilmu tertentu, seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang dihasilkannya. Misalnya: aldehida, natrium klorida, primat, oryza sativa.

B.       Proses Pembentukan Istilah
                 Proses pembentukan istilah dilakukan melalui pemadanan atau penerjemahan, misalnya busway menjadi jalur bus, penyerapan kosa kata asing, misalnya camera menjadi kamera dan gabungan penerjemahan dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi subbagian.

1.      Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
            Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.

2.      Bahan Baku Istilah Indonesia
            Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. bahasa Inggris yang kini dianggap bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan ungkapan dari bahasa Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni
(1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu,
(2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno,
(3) bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.

3.      Pemantapan Istilah Nusantara
            Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia, seperti bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah lama diterima secara luas sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.

4.      Pemadanan Istilah
            Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.

5.      Penerjemahan dengan Perekaan
            Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan menciptakan istilah baru. Istilah factoring, misalnya, sulit diterjemahkan atau diserap secara utuh. Dalam khazanah kosakata bahasa Indonesia/Melayu terdapat bentuk anjak dan piutang yang menggambarkan pengalihan hak menagih utang. Lalu, direka istilah anjak piu-tang sebagai padanan istilah factoring. Begitu pula pemadanan catering menjadi jasa boga dan invention menjadi rekacipta diperoleh lewat perekaan.

6.      Penyerapan Istilah
            Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan berdasarkan hal-hal berikut.
a)      Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.
b)      Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
c)      Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
d)     Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
e)      Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.

C.       Proses penyerapan istilah asing, dengan mengutamakan bentuk visualnya, dilakukan dengan cara yang berikut.
1.      Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal Misalnya:
a.       Camera – kamera
b.      Microphone – mikrofon
c.       System – sistem
2.      Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal Misalnya:
a.       Design – desain
b.      File – fail
c.       Science - sains
3.      Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian lafal Misalnya:
a.       Bias – bias
b.      Nasal – nasal
c.       Radar (radio detecting and ranging)  –  radar
4.      Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika istilah itu juga dipakai secara luas dalam kosakata umum, istilah itu tidak ditulis dengan huruf miring (dicetak dengan huruf tegak). Misalnya:
a.       Golf – golf
b.      Internet – internet
c.       Lift – lift

D.      Pembakuan dan Kodifikasi Istilah
                 Istilah yang diseleksi lewat pemantapan, penerjemahan, penyerapan, dan perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang mengusahakan keteraturan bentuk seturut kaidah dan adat pemakaian bahasa. Kodifikasi itu tercapai dengan tersusunnya sistem ejaan, buku tata bahasa, dan kamus yang merekam dan menetapkan bentuk bakunya.

E.       Pembakuan dan Kodifikasi Istilah
                 Istilah yang diseleksi lewat pemantapan, penerjemahan, penyerapan, dan perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang mengusahakan keteraturan bentuk seturut kaidah dan adat pemakaian bahasa. Kodifikasi itu tercapai dengan tersusunnya sistem ejaan, buku tata bahasa, dan kamus yang merekam dan menetapkan bentuk bakunya.
1.      Tata istilah dan tata nama
Tata istilah ialah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkannya. Tata nama istilah ialah perangkat peraturan penamaan beberapa cabang ilmu seperti kimia, dan biologi beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.
2.      Istilah umum dan istilah khusus
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu yang karena dipakai secara luas menjadi unsure kosakata umum. Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja.
3.      Persyaratan yang baik dalam istilah
Ada beberapa persyaratan dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia:
a)      Istilah yang dipilih tidak menyimpang dari makna dan harus mengungkapkan konsep yang sesuai yang dimaksud.
b)      Istilah yang dipilih harus singkat diantara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
c)      Istilah yang dipilih mempunyai nilai rasa (konotasi) baik.
d)     Istilah yang dipilih sedap didengar atau eufonik.
e)      Istilah yang dipilih harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.      Aspek  Semantik Peristilahan
a)      Pemberian Makna Baru
Artinya, kata itu dapat dikurangi atau ditambah jangkauan maknanya sehingga penerapannya lebih sempit atau lebih luas. Contohnya pada penyempitan makna dan perluasan makna.
b)      Istilah Sinonim
Dua istilah atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi bentuknya berlainan.  mikro- sebagai padanan micro-dalam hal tertentu lebih baik daripada renik.
c)      Istilah Homonim
Istilaeda  homonim berupa dua istilah, atau lebih, yang sama ejaan dan lafalnya, tetapi maknanya berbeda, karena asalnya berlainan. Istilah homonym dapat dibedakan menjadi :
1)      Homograf, Istilah homograf adalah istilah yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafalnya. Contohnya : teras-inti  =  teras-lantai datar dimuka rumah
2)      Homofon, Istilah homofon adalah istilah yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaannya. Contohnya : bank dengan bang
3)      Polisem, Istilah polisem adalah bentuk yang memiliki makna ganda yang bertalian. Contohnya : (cushion) head – topi (tiang pancang)




BAB. III
PENUTUP

Simpulan
            Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Disamping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.



DAFTAR PUSTAKA


Aggota IKAPI. 2010. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan  dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya
Doyin Mukh dan Wagiran. 2011. Bahasa Indonesia. Semarang: UNNES PRESS
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI. Jakarta: Depdiknas & Balai Pustaka.
Yunus, S. 2012. “Penggunaan EYD dalam Penulisan Surat”. www.kompasiana.com. diakses tanggal 6 Maret 2014, pukul 17:00.
http://www.google.com/#q=eyd+dan+istilah+dalam+penulisan+karya+ilmiah diakses tanggal 6 Maret 2014, pukul 20:00.
http://andiidha.blogspot.com/2011/10/makalah-ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html diakses tanggal 6 Maret 2014, pukul 20:30.

http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Pembentukan_Istilah, diakses tanggal 7 Maret 2014, pukul 20:30

1 komentar:

https://www.tumblr.com/blog/view/littlesnowy30
monggo mampir

Posting Komentar