MAKALAH
UNUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAHLANDASAN KEILMUAN PENDIDIKAN
JUDUL
PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
DOSEN
DADANG EFENDI. M.si
DISUSUN
OLEH :
NANDAR
KURNIAWAN
NIM. D08160042
FKIP
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA DAN DAERAH
UNIVERSITAS
MATHLA’ULANWAR BANTEN
2016
DAFTAR
ISI
2. Daftar
Isi…………………………………………………………………. 2
3. Kata
pengantar…………………………………………………………… 3
4. Bab.
I Pendahuluan………………………………………………………. 4
A. Latar
Belakang……………………………………………………….. 4
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………. 4
C. Tujuan
dan Manfaat………………………………………………….. 4
5. Bab.
II Pembahasan…………………………………………………….... 5
A. Pendidikan
dan Pengetahuan………………………………………… 5
B. Syarat
–Syarat Berdirinya Ilmu Pendidikan………………………… 5
C. Ilmu
Pendidikan Normativ, Teoritis dan Praktis…………………….. 6, 7, 8
D. Cabang– cabangdan
Ilmu Pendidikan………………………………. 9
6. Bab.
III Penutup………………………………………………………….. 10
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 10
B. Saran………………………………………………………………….. 10
7. Daftar
Pustaka……………………………………………………………. 11
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Landasan Keilmuan Pendidikan judul Pendidkan Sebagai Ilmu pengetahuan
Makalah
ini telah kami buat dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masig ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua Amiiiiiin.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masig ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua Amiiiiiin.
Cimanggu,
26 November 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
dasarnya manusia adalah mahluk yang cerdas karena dari semua mahluk ciptaanNya
manusia lah yang memiliki akal guna berpikir. Terbukti dengan adanya pembuktian
sejarah pada zaman dahulu manusia mencari makanan dengan berburu., menulis di
batu ataupun tembok adalah bukti bahwa Manusia adalah mahkluk yang memiliki
potensi yang terus berkembang. Potensi yang dimiliki ini terus di asah dan di
kembangkan hingga akhirnya manusia mampu mengubah perkembangan zaman dari
tradisional hingga zaman yang modern.
Hingga
akhirnya sering berjalan nya waktu manusia mendapatkann pengetahuan dari
pengalaman terdahulu yang terus di kembangkan. Hinggga akhirnya dari pengalaman
–pengalaman terdahulu ini mampu menjadi sesuatu yang baru dalam hidup manusia.
Namun dalam mendapatkan pengetahuan tidak hanya kita dapatkan dari pengalaman
saja namun juga di dapatkan dari proses pendidikan.
Pada zaman
sekarang, setiap orang terus berlomba dalam jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Di zaman modern ini semakin sulit mencari pekerjaan jika hanya lulusan
sekolah menengah bahkan S1 sekalipun masih sibuk dalam mencari pekerjaan.
Banyak yang mengatakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
tinggi pula ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Dengan adanya pendidikan dapat
memudahkan anak dalam memahami ilmu pengetahuan
secara jelas dan rinci serta bertahap.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut.
1. Apa itu pendidikan dan pengetahuan?
2. Apa saja syarat – syarat ilmu
pengetahuan?
3. Apa yang di maksud ilmu normative,
teoritis, praktis?
4. Apa saja cabang – cabang dan ilmu
pendidikan?
C.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Perbedaan pendidikan dan pengetahuan.
2. Menjelaskan syarat – syarat ilmu
pengetahuan.
3. Menjelaskan maksud ilmu normative,
teoritis, praktis
4. Menjelaskan cabang – cabang dan ilmu pendidikan
BAB
. II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
A. Pendidikan Dan Pengetahuan
Sebelum
kita tinjau lebih lanjut apa yang di maksud dengan pendidikan,terlebih dahulu
perlu kiranya di terangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu
paedagogie artinya pendidikan dan paedagojeg artinya ilmu pendidikan.
Paedagojeg
atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan
tentang gejala- gejala perbuatan mendidik. Paedagogik berasal dari kata yunani
paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. paedagogos ialah seorang
pelayan atau bujang pada pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan
menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Juga di rumahnya, anak-anak tersebut
selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari para paedagogos itu. Jadi, nyatalah
bahwa pendidikan anak-anak Yunani Kuno sebagian besar di serahkan kepada para
paedagogos itu.
Paedagogos
berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Perkataan paedagogos yang mulanya berarti rendah (pelayan, bujang), sekarang di
pakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagogos (pendidik atau ahli didik) ialah
seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri
sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
pendidikan yang berarti “education” adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran)
Pendidikan adalah aktivitas dan
usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina
potensi-potensi pribadinya. Sedangkan pengetahuan adalah objek dari pada
manusia melakukan proses pendidikan itu sendiri
Mengapa manusia perlu didik karena
pada dasarnya manusia terlahir dalam keadaaan tidak mengetaui apa-apa. Menurut Dasar Biologis Bahwa manusia
dilahirkan dalam keadaan tidak berdayaserta
tidak dilengkapi dengan insting yang sempurna untuk menyesuaikan diri dalam
menghadapi lingkungan, perlu masa belajar yang panjang dan awal pendidikan
terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasman
Implikasinya anak manusia harus
menerima bantuan, perlindungan dan perawatan, dan diperlukan pendidikan kembali
atau redukasi. Dasar Sosio
Antropologis Bahwa peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dan
masyarakat menginginkan kehidupan yang berada. Implikasinya pendidikan
memerlukan personalisasi peranan sosial budaya dalam rangka transmisi budaya,
internalisasi budaya untuk transformasi dari organisme biologis ke organism
yang berbudaya
B. Syarat – syarat Berdirinya Ilmu Pendidikan
Pendidikan merupakan sebagian dari
kehidupan masyarakat dan juga sebagai dinamisator masyarakat itu sendiri.
Memang kita semua mengatahui betapa sektor pendidikan selalu terbelakang dalam
berbagai sektor pembangunan lainnya, bukan saja karena sektor itu lebih dilihat
sebagi sektor konsumtif, juga karena “by definition” pendidikan adalah penjaga
status quo masyarakat itu sendiri. Bayangkan betapa runyamnya kehidupan ini
apabila tidak ada dasar pijakan dan tidak ada bintang penunjuk jalan.
Dibawah ini akan kami kemukakan
syarat – syarat ilmu pengetahuan yang ada pada umumnya seta persetujuan antara
para ahli ilmu pengetahuan sebagai berikut.
a.)
Syarat
pertama ialah ilmu itu harus ada objeknya, tiap-tiap ilmu pengetahuan harus ada
objek tertentu. Objek itu dapat sesuatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia
dan ada pula sesuatu yang tidak berwujud (seesuatu yang abstrak) misalnya ilmu
pengetahuan.
b.)
Syarat
kedua ialah ilmu itu disusun secara sistematis. Ilmu harus disusun secara
teratur sehingga bagian-bagiannnya tidak bertentangan satu sama lain, tetapi
merupakan satu kesatuan yang lengkap.
c.)
Syarat
ketiga yaitu ilmu harus memiliki metodologi tetentu. Syarat ketiga ini
sebenarnya erat sekali hubungannya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya
dari hasil penyelidikan tergantung kepada cara-cara mengaturnya, yang mana hal
ini termasuk lapangan/ bagian metodologi.
C. Ilmu Pendidikan Normativ, Teoritis Dan Praktis
a.)
Ilmu Pendidikan Normativ
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan
dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu
biasanya termasuk bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan
filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta
praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan
nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa
yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini
dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui
praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan
pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat,
norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut
oleh seseorang
b.)
Ilmu Pendidikan Teoritis
pada
ilmu pendidikan teoritis ini lebih mengutamakan pada pembahasan mengenai
pendidikan itu sendiri serta tujuan dari pendidikan. Ilmu pendidikan teoritis
menyoal masalah-masalah teori pendidikan.
1.Apakah
pendidikan itu?
Pendidikan adalah bimbingan yang di ajarkan
agar hidup ini lebih terarah. Seperti yang telah di bahas sebelumnya. Yang di
terangkan dalam dua istilah paedagogiek artinya adalah ilmu pendidikan dan
paedagogie artinya adalah pendidikan. Paedagogos yang berasal dari kata paedos
(anak) ddan agoge (saya membimbing, memimpin) perkataan paedagogos yang mulanya
rendah sekarang di pakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagoog (pendidik atau
ahli didik) ialah seorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya
agar dapat berdiri sendiri.
2. Tujuan
pendidikan
pendidikan sudah ada sejak dahulu bahkan pada
masa penjajahan. Bila di ingat kembali dahulu VOC ada pula membangun sedikit
sekolah – sekolah yang di peruntukan untuk bumiputra di beberapa kota
peniagaan. Hal ini sudah sangat menjelaskan bahwa pendidikan sangatlah penting
bagi semua orang. Dengan pendidikan akan lebih meningkatkan mutu kehidupan dan
kebudayaan rakyat pada umumnya. Dalam pembahasan sebelumnya sudah dikatakan
bahwa pendidikan ialah pimpinan orang dewasa terhadap anak dalam
perkembangannya kearah kedewasaan. Jadi dapat di simpulkan bahwa tujuan umum
dari pendidikan ialah membawa anak pada kedewasaannya, yang berarti bahwa ia
harus dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab atas seluruh
keputusannya.
3.
Kewibawaan
dalam pendidikan
Gezag berasal dari kata zaggen yang berarti
berkata. Siapa yang perkataannnya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang
lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain. Gezag atau
kewibawaan itu ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita
katakana bahwa kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalah
asli. Orang tua atau keluarga mendapat hak untuk mendidik anak-anaknya suatu
hak yang tidak dapat di cabut karena terikat pada kewajiban.
c)
Ilmu
Pendidikan Praktis
Pada ilmu pendidikan praktis lebih membahas
pada proses pendidikan itu sendiri. Ruang lingkup dan juga proses pendidikan.
Ilmu pendidikan praktis berkaitan dengan aplikasi ilmu dalam praktik
pendidikan.
1.
Pendidikan
dalam lingkungan keluarga
Pada zaman dahulu pendidikan yang di berikan
orang tua kepada anaknya lebih menutamakan pada
kelanjutan adat – istiadat yang
mereka terima dari nenek moyang yang merupakan tradisi. Namun sekarang
ini sudah banyak sekolah- sekolah yang berdiri yang siap mengajarkan anak-anak
dalam pendidikan. Yang harus kita ingat adalah tidak semua anak sedari kecilnya
sudah menjadi tanggung jawab sekolah. Telah dikatakan bahwa kewajiban sekolah
adalah membantu keluarga dalam mendidik anak-anak.
Pendidikaan dalam lingkungan keluarga dinyatakan oleh
banyak ahli didik dari zaman yang terlampau salah satunya Comenius (1592 -
1670) seorang ahli didaktik yang terbesar, ia menegaskan bahwa tingkatan
permulaan bagi pendidikan anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang di sebut scola-materna
(sekolah ibu).
2.
Kesukaran
dalam pendidikan
Pekerjaan mendidik bukanlah hal yang mudah.
Hasil dari pekerjaan mendidik tidak hanya di tentukan oleh kehendak si pendidik
sendiri, tetapi juga di tentukan oleh banyak factor mengingat hal – hal itu
sudah tidak asing lagi jika di dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali
kesukaran yang di sebabkan oleh keadaan ataupun pembawaan anak itu sendiri
maupun oleh lingkungan dan atau oleh si pendidik itu sendiri. Beberapa
kesukaran yang di maksud adalah sebagai berikut :
a.
Keras
hati dan keras kepala
b.
Anak
yang manja
c.
Perasaan
takut pada anak
d.
Dusta
anak
3.
Pendidikan
dalam lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah di sebut juga sebagai
lingkungan pendidikan yang kedua. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara
untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memberi
bekal persiapan hidup bagi anak-anaknya. Maka dari itulah masyarakat atau
Negara mendirikan sekolah-sekolah.
4.
Guru
sebagai pendidik
Pekerjaan guru itu berat namun luhur dan
mulia. Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik maka untuk
melakukan tugas itu tidak sembarang orang dapat melakukannya. Syarat sebagai
guru yang baik dalam undang – undang no 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar
pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia pada pasal 15
dinyatakan tentang guru sebagai berikut :
a.)
Berijazah
b.)
Sehat
jasmani dan rohani
c.)
Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
d.)
Bertanggung
jawab dan berjiwa nasional
Sikap
dan sifat guru yang baik :
a.)
Adil
b.)
Percaya
dan suka kepada muridnya
c.)
Sabar
dan rela berkorban
d.)
Berwibawa
e.)
Penggembira
f.)
Bersikap
baik terhadap orang lain
g.)
Menguasai
mata pelajaran yang di ajarkan
h.)
Berpengetahuan
luas
5.
Segi
pendidikan
Dengaan mengetahui perbedaan – perbedaan atau
macam – macam pendidikan itu, dapat kiranya menjadi pedoman bagi para guru untuk
tidak memberatakan atau mnekankan salah satu segi saja, melainkan berusaha
mengembangkan semua segi pendidikan tersebut.
Adapun pembagian segi-segi atau macam – macam pendidikan
itu ialah sebagai berikut :
a.
Pendidikan
jasmani
b.
Pendidikan
rohani
c.
Alat
pendidikan
Di dalam ilmu pedidikan, usaha-usaha atau
perbuatan – perbuatan si pendidik yang di tunjukan untuk melaksanakan tugas
mendidik itu di sebut juga alat-alat pendidikan. Perlu kiranya di jelaskan
disini bahwa penggunaan alat pendidikan itu tidak hanya soal teknis, melainkan
mempunyai sangkut paut yang erat sekali dengan pribadi yang menggunakan alat
tersebut.
D.Cabang – Cabang Dan Ilmu Pendidikan
Menurut Langeveld (1952)
mengklasifikasikan cabang ilmu pendidikan sebagai berikut:
1. Ilmu pendidikan Teoritis
2. Ilmu pendidikan sistematis
3. Sejarah pendidikan
4. Ilmu perbandingan pendidikan
5. Ilmu pendidikan praktis
a. Metodik
b. Pendidikan keluarga
c. Pendidikan keagamaan
1. Ilmu pendidikan Teoritis
2. Ilmu pendidikan sistematis
3. Sejarah pendidikan
4. Ilmu perbandingan pendidikan
5. Ilmu pendidikan praktis
a. Metodik
b. Pendidikan keluarga
c. Pendidikan keagamaan
Ilmu bantu yang diperlukan dalam
ilmu pendidikan antara lain:
1.
Ilmu-ilmu biologi
misalnya Embriologi,
Anatomi, Fisiologi, dan lain sebagainya.
2.
Ilmu jiwa
misalnya
Ilmu Jiwa Umum, Ilmu Jiwa Perkembangan, Ilmu Jiwa Sosial
3.
Ilmu-ilmu sosial,
misalnya
Sosial, Ekonomi, Hukum, dan lain sebagainya
BAB.
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan
yang kami buat dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendidikan adalah proses mengubah diri menjadi
lebih baik dan dewasa dalam segala urusan dan tanggung jawab melalui pengajaran
dan pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui dan
terus di pelajari serta di kembangkan.
2. Syarat–syarat berdirinya ilmu pengetahuan adalah
ilmu tersebut harus memiliki objek yang jelas, bersifat sistematis dan
metodologi tertentu.
3. Ilmu berrsifat normative maksudnya yaitu bersumber
dari norma pandangan hidup, bersifat teoritis maksudnya yaitu membahas teori
pendidikan itu sendiri dan bersifat
praktis yaitu membahas aplikasi praktik pendidikan.
4.
Cabang ilmu pendidikan yaitu Ilmu
pendidikan Teoritis , Ilmu pendidikan sistematis, Sejarah
pendidikan, Ilmu perbandingan pendidikan, Ilmu pendidikan praktis.
Sedangkaan ilmu bantu pendidikan yaitu Ilmu-ilmu biologi, Ilmu jiwa, Ilmu-ilmu
sosial
B. SARAN
Dalam pelaksanaannya kami menyarankan kepada seluruh
pihak untuk:
a.Lebih memperhatikan aspek-aspek maupun syarat dalam
melaksanakan suatu pendidikan
b.Harus memperhatikan cara melaksanakan suatu pendidikan
seperti memperhatikan praktek, tujuan dari pendidikan itiu sendiri
c.Memperhatikan psikologisnya sebagai ilmu bantu dalam
menyampaikan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim . 2007. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mustaqim. Dkk. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Danim, Sudarman. 2010. PENGANTAR
KEPENDIDIKAN. Bandung : Alfabeta
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/03/pandangan-pendidikan-tentang-manusia.htm
0 komentar:
Posting Komentar